Sosok Nabi Khidir AS di Mata Para Sufi, Mursyid Terbaik yang Paling Misterius
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam
sejahtera kepada para pembaca yang di RAHMATI dan di RIDHOI ALLAH SWT.
Pada kesempatan kali ini Kuas Hidayah akan
membagikan sebuah Kisah Tentang Sosok Seorang Nabi yang Masih Hidup sampai Sekarang.
Nabi itu adalah Nabi Khidir AS. Dimana Nabi Khidir Merupakan Sosok Yang Menjadi
Mursyid Terbaik di Mata Para Sufi.
Mari simak Pembahasan Berikut ini.
KuasHidayah.com
- Jika ada manusia paling misterius dimuka
bumi ini, maka sosok Nabi Khidir Alaihissalam. adalah orangnya. Beliau
tokoh yang amat terkenal, tapi jejaknya lepas dari pengamatan sejarah. Hanya
cerita pribadi dari mulut ke mulut, tak meninggalkan bukti sejarah apapun.
Bahkan, meski memiliki kisah yang unik
dengan Nabi Musa Alaihissalam,
Taurat maupun Injil tidak menceritakannya. Kisah itu hanya diceritakan dalam
Al-Qur’an, meski tak secara langsung menyebut namanya.
Sisi misterius memang memainkan peran tersendiri dalam membentuk
ketokohan Nabi Khidir Alaihissalam. Atas dasar itu, kalangan sufi
menyebutnya sebagai tokoh rijalul-ghaib. Syekh Abdul Qadir al-Jilani menyatakan,
“Di antara para wali ada orang yang sudah fana’ dari kebutuhan makan
dan minum, menghindar dari umat manusia dan tak terlihat oleh pandangan mata
mereka, ia diberi umur panjang, tidak mati-mati, seperti Nabi Khidir Alaihissalam.”
Banyak hal yang mengisahkan Nabi Khidir Alaihissalam bersama Nabi Musa Alaihissalam.
menjadi sumber inspirasi kehidupan batin para sufi, meski dalam beberapa hal
pula, ada beberapa oknum dari kelompok sufi yang salah paham, dan justru
menganggap kisah tersebut sebagai perseteruan antara ilmu dhahir dan ilmu
batin, atau antara syariat dan hakikat.
Bahkan, atas dasar kisah itu, aliran Bathiniyyah beranggapan bahwa
syariat hanya berlaku untuk para nabi dan kalangan awam, tidak berlaku untuk
kalangan wali atau kalangan khawash.
Sosok Nabi Khidir Alaihissalam.
memang begitu lekat dengan benak kaum sufi. Syekh Muhammad al-Khasanzan,
Khalifah Tarekat Qadiriyah dunia pada akhir abad 14 Hijriyah, menyatakan bahwa
Sosok Nabi Khidir Alaihissalam. adalah ramzun lit-thariq al-mushil ilal-hayat
al-khadhra’ al-abadiyah. Berarti dalam anggapan beliau, Al-Khidir
adalah semacam perlambang bagi jalan tasawuf.
Menurutnya, kata “khidr” adalah lambang
kehidupan. Khidr memiliki akar kata yang sama dengan khudrah yang berarti
hijau. Hijau adalah lambang kehidupan. Secara jasmani beliau hidup dalam masa
yang panjang, dan secara ruhani beliau adalah lambang kehidupan
batin.Kenyataannya, Al-Khidir memang menjadi ikon yang tak tergantikan dalam
perjalanan kehidupan sufistik.
Kisah para tokoh sufi, baik para wali
yang masyhur ditingkat dunia ataupun para wali yang masyhur ditingkat lokal,
nyaris tak pernah lepas dari “bumbu” kedatangan beliau. Bahkan, beliau terkesan
seperti menjadi pemberi stempel bagi status kewalian.
Karena banyaknya pengalaman mistik para
sufi dengan Sosok Nabi Khidir Alaihissalam. ini, maka mereka
menjadi kelompok yang paling gigih dalam membela pandanganteologis bahwa
Al-Khidir masih hidup. Bagi kalangan sufi, keberadaan Nabi Khidir Alaihissalam
adalah nyata dan bersentuhan langsung dengan dunia empiris mereka.
Dari berbagai referensi tasawuf tidak terlalu
sulit menemukan kisah-kisah pertemuan para sufi dengan Sosok Nabi Khidir Alaihissalam.
Seperti dalam kisah-kisah Umar bin Abdil Aziz, Ibrahim bin Adham, Abdullah bin
Mubarak, Junaid al-Baghdadi, al-Khawash, Ahmad Rafi’i, dan tokoh-tokoh sufi
masyhur lainnya.
Syekh Abdul Qadir al-Jilani, tercatat memiliki kisah yang cukup
banyak dengan al-Khidir. Al-Khidir menjadi semacam pembimbing bagi beliau,
mulai sejak tirakat pengembaraan selama 25 tahun, hingga beliau menetap di
Baghdad dan menjadi tokoh besar yang didatangi oleh para salik dari seluruh
penjuru dunia.
Sebelum masuk ke Baghdad dan mengakhiri tirakat pengembaraannya,
konon Sosok Nabi Khidir Alaihissalam. menyuruhnya untuk tirakat
dipinggir sungai di tepi banghdad selama 7 tahun. Beliau makan dari rumput dan
tumbuh-tumbuhan sekitarnya, hingga warna hijau rumput membekas dilehernya.
Setelah itu, Al-Khidir mengatakan, “Hai Abdul Qadir, masuklah ke Baghdad”.
Selain Syekh Abdul Qadir al-Jilani, tokoh
sufi lain yang memiliki banyak kisah dengan Al-Khidir adalah Ibnu Arabi. Beliau
menceritakan sendiri kisah-kisah itu dalam kitabnya al-Futuhat al-Makkiyyah.
Maka tidak heran jika Muhammad Ghazi Arabi,
seorang peneliti tasawuf di Jazirah Arab yang masih semasa dengan Syekh
al-Khasanzan, menyatakan, “Sosok Nabi Khidir Alaihissalam. adalah
guru kalangan sufi. Beliaulah yang menjadi penuntun dalam perjalanan panjang
mereka. Maka, bagi para sufi, Khidir adalah guru, teman bicara, dan kawan
terbaik yang pernah menyertai mereka. Dialah gurunya para syekh. Ia membimbing
dan menuntun para salik, langkah demi langkah”.
Apa yang diungkapkan oleh Ghazi Arabi itu sangat pas dengan konsepsi para sufi tentang Sosok Nabi Khidir Alaihissalam. Pertemuan dengan Nabi Khidir Alaihissalam. selalu membawa pesan yang sangat berharga bagi jalan suluk yang mereka tempuh. Bagi mereka, Nabi Khidir Alaihissalam. memang pembimbing yang paling teduh, seteduh warna hijau yang terpantul didalam Namanya.
Wallahu A'lam Bisshawab.
Nah itulah Tentang Sosok Seorang Nabi yang Masih Hidup sampai Sekarang. Nabi itu adalah Nabi Khidir AS. Dimana Nabi Khidir Merupakan Sosok Yang Menjadi Mursyid Terbaik di Mata Para Sufi.
Sekian dari Kuas Hidayah, Semoga bisa membawa
manfaat.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Dikutip dari Sumber : https://pecihitam.org/sosok-nabi-khidir/
Belum ada Komentar untuk "Sosok Nabi Khidir AS di Mata Para Sufi, Mursyid Terbaik yang Paling Misterius"
Posting Komentar