Kisah Salah Satu Sahabat Nabi Muhammad SAW yang Syahid di Tiang Salib
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera kepada para pembaca yang di RAHMATI dan di RIDHOI ALLAH SWT.
Pada kesempatan kali ini Kuas Hidayah akan membagikan sebuah Kisah Salah Satu Sahabat Nabi Muhammad SAW yang Syahid di Tiang Salib.
Mari simak Pembahasan Berikut ini.
KuasHidayah.com - Pada tahun ke-3 hijriyah, beberapa utusan dari kabilah Udal
dan Qarah mendatangi Rasulullah
SAW. Mereka mengabarkan bahwa mereka telah mendengar tentang Islam. Untuk itu
mereka meminta Rasulullah agar mengirim utusan agar dapat mengajarkan Islam
kepada mereka.
Maka Rasulullah
pun mengutus 10 sahabat untuk memenuhi permintaan tersebut. Rasulullah menunjuk
Ashim bin Tsabit sebagai amir (pemimpin) mereka. Namun di suatu tempat, di
antara Usfan dan Makkah, kelompok kecil ini diintai oleh sekitar 100 pemanah dari
Bani Lihyan. Mengetahui hal tersebut, Ashim segera memerintahkan teman-temannya
agar segera berlindung ke sebuah bukit kecil di sekitar daerah tersebut.
Sebenarnya, Ashim dan kawan-kawan berhasil
mengelabui pasukan pemanah musyrik tersebut. Namun Allah SWT berkehendak lain.
Biji-biji kurma yang mereka bawa sebagai bekal dari Madinah, tercecer sepanjang
jalan, memberi petunjuk keberadaan rombongan Ashim. Akhirnya kesepuluh sahabat
itu pun terkejar.
"Kami berjanji tidak akan membunuh seorang
pun di antara kalian jika kalian menyerah," teriak salah seorang musyrik
yang mengepung mereka.
"Kami tidak akan menerima perlindungan orang
kafir. Ya Allah, sampaikan berita kami kepada Nabi-Mu," jawab Ashim tegar.
Maka rombongan musyrik itu pun menyerang dan berhasil
membunuh Ashim dan enam sahabat lain, hingga tinggallah Khubaib bin Adi, Zaid
bin Datsinah dan seorang sahabat. Orang-orang musyrik itu kemudian menangkap
dan mengikat ketiganya.
Namun sahabat yang tidak diketahui namanya itu
kemudian memberontak sambil berteriak, "Ini adalah pengkhianatan
pertama!" serunya sambil berusaha melawan. Ia pun syahid.
Selanjutnya Khubaib bin Adi dan Zaid dibawa ke Makkah dan
dijual sebagai budak. Sementara itu, Bani Harits yang selama ini menyimpan
dendam kesumat terhadap Khubaib, mendengar berita tertangkapnya Khubaib.
Rupanya nama Khubaib telah mereka hapal luar kepala, karena Khubaiblah yang
membunuh Harits bin Amir, seorang pemuka Makkah, pada perang Badar. Maka dengan
penuh antusias Khubaib pun mereka beli.
Maka jadilah Khubaib bin Adi bulan-bulanan seluruh anggota
Al-Harits. Setiap hari sahabat Anshar yang dikenal bersifat bersih, pemaaf,
teguh keimanan dan taat beribadah ini harus menerima siksaan. Hingga suatu hari
salah seorang putri keluarga tersebut berteriak terkejut, memberitakan bahwa
budak sekaligus tawanan mereka sedang santai dan tenang-tenang memakan buah
anggur. Padahal buah tersebut sedang tidak musim di Makkah dan Khubaib bin Adi pun
diikat tangannya dengan rantai besi.
Keluarga Al-Harits menakut-nakuti Khubaib bin Adi, bahwa
saudara sekaligus sahabatnya, Zaid yang juga dibeli keluarga Makkah lainnya,
telah dieksekusi. Ia telah dibunuh dengan cara ditusuk tombak dari lubang dubur
hingga tembus ke dadanya!
Namun berita kejam nan sadis ini ternyata tidak
berhasil membuat hati Khubaib bin Adi ketakutan apalagi berpaling dari keimanannya.
Sebaliknya, hal ini justru membuat dirinya lebih pasrah terhadap ketentuan-Nya.
Akhirnya keluarga Al-Harits pun putus asa. Mereka memutuskan untuk segera
mengeksekusi tawanan yang tegar itu.
Namun sebelum eksekusi dijalankan, Khubaib memohon
agar diperbolehkan melakukan shalat terlebih dahulu. Maka Khubaib mendirikan
shalat dua rakaat. Usai shalat, Khubaib bin Adi menoleh kepada para algojo yang
mengawasinya sambil berkata, "Seandainya bukan karena dikira takut mati,
maka aku akan menambah jumlah rakaat shalatku."
Inilah shalat sunnah pertama yang dilakukan
seorang Muslim ketika akan menghadapi kematian. Kemudian Khubaib melantunkan
sebait syair:
Mati bagiku
tak menjadi masalah
Asalkan dalam ridha dan rahmat
Allah
Dengan jalan apa pun kematian
itu terjadi
Asalkan kerinduan kepada-Nya
terpenuhi
Kuberserah kepada-Nya
Sesuai dengan takdir dan
kehendak-Nya
Setelah itu, Khubaib bin Adi pun disalib pada sebuah
tiang. Lalu tanpa sedikit pun rasa belas kasih, pasukan pemanah menghujaninya
dengan anak panah. Dalam keadaan demikian, seorang pemuka Quraisy
menghampirinya dan berkata, "Sukakah engkau bila Muhammad menggantikanmu
sementara kau sehat wal afiat bersama keluargamu?"
"Demi Allah," jawab Khubaib bin Adi, "Tak
sudi aku bersama anak istriku selamat menikmati kesenangan dunia, sementara
Rasulullah terkena musibah walau oleh sepotong duri!"
"Demi Allah, belum pernah aku melihat manusia
lain, seperti halnya sahabat-sahabat Muhammad terhadap Muhammad," kata Abu
Sufyan suatu hari, mengenai para sahabat Rasulullah.
Maka tanpa ampun lagi, pedang sang algojo pun
menghabisi Khubaib bin Adi. Namun sebelum ruhnya meninggalkan raga, Khubaib bin Adi sempat
berucap, "Ya Allah, kami telah menyampaikan tugas dari Rasul-Mu, maka
mohon disampaikan pula kepadanya esok, tindakan orang-orang itu terhadap kami."
Setelah, itu orang-orang musyrik meninggalkan
tubuh Khubaib bin Adi dalam keadaan tetap tersalib di tiangnya. Sementara burung-burung
nazar yang sejak tadi berputar-putar menanti mangsanya, tiba-tiba juga
meninggalkannya. Rupanya Sang Khalik tidak ridha hamba-Nya yang taat itu
menjadi mangsa burung-burung pemakan bangkai.
Demikian pula doa yang dipanjatkan seorang hamba
kepada Sang Pemilik dalam keadaan pasrah dan ridha pada ketetapan-Nya. Tampak
jelas bahwa Sang Khalik tidak tega menolaknya. Itu sebabnya, Rasulullah yang
ketika itu berada di Madinah secara mendadak mengutus Miqdad bin Amar dan
Zubair bin Awwam untuk segera menyusul ke tempat Khubaib bin Adi disalib. Padahal
ketika itu tak seorang pun orang Madinah yang mengetahui peristiwa nahas
tersebut.
Setiba di tempat yang dimaksud, Khubaib bin Adi telah
tiada. Senyum kedamaian tergurat di wajahnya. Dengan menahan kedukaan yang
mendalam, kedua utusan tadi kemudian melepaskan sang mujahid dari tiang salib
kemudian membawa dan memakamkannya di suatu tempat yang hingga detik ini tak
seorang pun mengetahuinya.
Wallahu A'lam Bisshawab.
Nah itulah sedikit kisah dari Salah Satu Sahabat Nabi Muhammad SAW yang Syahid di Tiang Salib.
Sekian dari Kuas Hidayah, Semoga bisa
membawa manfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dikutip dari Sumber : https://republika.co.id/berita/lptl13/kisah-sahabat-nabi-khubaib-bin-adi-syahid-di-tiang-salib