Belajar Tauhid dari Kisah Nabi Musa AS yang Sakit Gigi
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera kepada para pembaca yang di RAHMATI dan di RIDHOI ALLAH SWT.
Pada kesempatan kali ini Kuas Hidayah akan membagikan sebuah Kisah dari Nabi Musa AS yang sakit gigi untuk kita ambil pelajaran guna menambah tauhid kita kepada Allah SWT .
Mari
simak Pembahasan Berikut ini.
KuasHidayah.com - Dalam kitab Kifayatul Awwam karya Ibrahim al Bajuri, dikisahkan
bahwa suatu ketika Nabi Musa AS pernah mengeluh menderita sakit gigi. Karena
sakit, maka beliau pun merasakan keadaan yang tidak mengenakkan dan giginya
tersebut cukup mengganggu saat digunakan untuk mengunyah makanan. Lebih dari
itu, sekujur tubuh Nabi Musa juga terasa ikut sakit, kurang nyaman dan idur pun
tak nyenyak.
Nabi Musa AS lalu mengadukan sakit giginya itu kepada
Allah Swt, dan Allah berfirman kepadanya, “Ambillah rumput fulani dan
letakkanlah di atas gigimu yang sakit.”
Mendengar
perintah tersebut, Nabi Musa As tak membantah kemudian langsung bergegas
mencari rumput tersebut dan meletakkannya pada gigi yang sakit.
Atas izin dan kehendak Allah Swt, sakit gigi yang diderita
Nabi Musa As akhirnya hilang. Gigi Nabi Musa AS langsung sembuh dan tak lagi
terasa sakit, beliau pun lantas bisa tidur dengan nyenyaknya.
Namun sekian waktu kemudian, sakit gigi yang diderita
Nabi Musa Aa itu kambuh lagi. Karena sudah mengetahui bahwa rumput falani yang
sempat diambil dulu bisa menyembuhkan sakit gigi yang diderita. Maka tanpa
pikir panjang Nabi Musa AS langsung mengambil rumput tersebut.
Beliau
meletakkan rumput itu sebagaimana dulu pertama kali mengobati giginya yang
sakit. Nabi Musa Aa begitu mantab dan yakin, bahwa rumput itulah yang
berkhasiat menyembuhkan sakit gigi.
Di luar
dugaan, setelah mengobatinya dengan rumput itu, sakit gigi yang diidapnya
bukannya sembuh, malah lebih parah dari yang semula. Padahal, Nabi Musa Aa merasa
tak salah mengambil rumput untuk mengobati giginya tersebut.
Rumput yang beliau gunakan untuk obat sama persis
seperti yang dahulu pertama kali diambilnya. Nabi Musa as pun akhirnya kembali
memohon pertolongan kepada Allah Swt dan lantas berdoa,
“Wahai Tuhanku, bukankah Engkau yang telah
memerintahkanku untuk berobat dengan rumput ini, dan Engkau telah menunjukanku
kepada-nya?”
Maka Allah Swt berfirman, “Wahai Musa! Aku adalah
yang menyembuhkan dan Akulah yang mengobati. Akulah yang memberi mudhorot dan
Akulah yang memberi manfaat. Engkau telah bermaksud kepadaku pada saat yang
pertama maka Akupun menghilangkan sakitmu dan sekarang engkau bermaksud kepada
rumput itu dan tidak bermaksud kepadaku.”
Nah, hikmah
dari kisah diatas sangat jelas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa hakikatnya
yang membuat sakit menjadi sembuh itu bukanlah obat melainkan semua atas izin
Allah Swt. Obat hanyalah wasilah perantara saja.
Dalam kasus sakit gigi yang diderita oleh Nabi Musa
AS, kesembuhan gigi yang sakit itu bukanlah karena rumput falani. Karena itu,
pada kasus yang keuda Allah Swt menunjukkan kepada Nabi Musa, bahwa rumput yang
dulu digunakan sebagai obat itu ternyata sama sekali tidak mampu menyembuhkan
rasa sakit ketika Allah Swt tidak mengizinkan.
Namun sayangnya manusia kerap lupa, tidak sadar dan
juga sombong. Bahkan kita tak jarang percaya dan begitu yakin bahwa obat itu
yang menyebabkan kita sembuh dan sehat. Padahal, obat itu sekedar perantara
saja bukan penyebab.
Kemudian, hal yang kerap terlupakan lagi adalah
tetang keberadaan dokter. Padahal, dokter itu bukanlah penyembuh penyakit.
Dokter hanyalah orang yang mengobati dan lagi-lagi, masalah kesembuhan itu
adalah atas izin Allah SWT.
Jadi apabila
sembuh dari penyakit apapun itu, bukan karena obatnya dan bukan karena dokternya.
Keduanya hanyalah wasilah atau perantara saja. Hakikatnya yang mampu
menyembuhkan sakit manusia adalah Allah Swt. Salah satu dari nama-nama Allah
adalah Asy Syaafii, yaitu Allah Yang Maha Menyembuhkan. Namun bukan berarti
ketika sakit kita tidak mau minum obat atau periksa ke dokter. Ikhtiar perlu,
berdoa dan keyakinan tetap wajib.
Nah itulah sedikit kisah dari Nabi Musa AS yang Sakit Gigi untuk Menambah Tauhid Kita kepada Allah SWT.
Sekian dari Kuas Hidayah, Semoga bisa membawa manfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dikutip dari Sumber : https://pecihitam.org/tauhid-kisah-nabi-musa-sakit-gigi/