Kisah Salah Satu Sahabat yang Membuat Rasulullah Berderai Air Mata
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam
sejahtera kepada para pembaca yang di RAHMATI dan di RIDHOI ALLAH SWT.
Pada
kesempatan kali ini Kuas Hidayah akan membagikan sebuah Kisah Salah
Satu Sahabat yang Membuat Rasulullah Berderai Air Mata.
Mari
simak Pembahasan Berikut ini.
Dalam kitab I'anatuth-Thalibin Bab Luqatah karya Abu
Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyati (wafat 1302 H) diceritakan sebuah kisah
sahabat yang membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) meneteskan
air mata.
Abu Dujanah Radhiallahu 'anhu, sahabat Nabi dari kabilah Khazraj (wafat 632). Beliau
syahid dalam perang Yamamah ketika memerangi nabi palsu Musailamah al-Kadzab.
Selain dikenal pemberani di medan perang, Abu Dujanah Radhiallahu
'anhu juga seorang yang sangat menjaga diri dan keluarganya dari perkara haram.
Suatu hari, usai salat shubuh berjamaah bersama Rasulullah SAW , Abu Dujanah
Radhiallahu 'anhu selalu terburu-buru pulang tanpa mengikuti doa ba'da
salat yang dipanjatkan Rasulullah.
Melihat gelagat ini, Rasulullah mencoba meminta
klarifikasi pada Abu Dujanah Radhiallahu 'anhu. "Mengapa setiap
kali kamu terburu-buru pulang dari jamaah shubuh. Apakah engkau tidak memiliki
permintaan kepada Allah sehingga tidak pernah menungguku selesai berdoa. Ada
apa?" tanya Nabi.
Abu Dujanah Radhiallahu 'anhu menjawab, "Begini Rasulullah," kata Abu
Dujanah Radhiallahu 'anhu memulai ceritanya.
"Rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang
laki-laki. Di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu
pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin
bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku itu saling berjatuhan, mendarat
di rumah kami.”
"Ya Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya.
Anakku sering kelaparan, kurang makan. Saat anak-anak kami bangun, apa pun yang
didapat, mereka makan. Oleh karena itu, setelah selesai salat, kami bergegas
segera pulang sebelum anak-anak kami terbangun dari tidurnya. Kami kumpulkan
kurma-kurma milik tetangga kami yang berceceran di rumah, lalu kami kembalikan
kepada pemiliknya."
"Satu saat, kami agak terlambat pulang. Ada anakku
yang sudah terlanjur makan kurma hasil temuan. Mata kepala saya sendiri
menyaksikan, tampak ia sedang mengunyah kurma basah di dalam mulutnya. Ia habis
memungut kurma yang telah jatuh di rumah kami semalam."
Mengetahui itu, lalu jari-jari tangan kami masukkan ke
mulut anakku itu. Kami keluarkan apa pun yang ada di sana. Kami katakan, 'Nak,
janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak.' Anakku menangis, kedua
pasang kelopak matanya mengalirkan air karena sangat kelaparan.
Wahai Rasululah, kami katakan kembali kepada anakku itu,
‘Hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam
perutmu. Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan akan aku
kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak."
Mendenar itu, mata Rasulullah SAW berkaca-kaca, butiran
air mata mulianya berderai begitu deras. Baginda Rasulullah mencoba mencari
tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang dimaksud Abu Dujanah Radhiallahu
'anhu itu. Abu Dujanah Radhiallahu 'anhu pun mengatakan bahwa pohon
kurma itu milik seorang laki-laki munafik.
Tanpa basa-basi, Baginda Nabi mengundang pemilik pohon
kurma. Rasul lalu mengatakan, "Bisakah tidak jika aku minta kamu menjual
pohon kurma yang kamu miliki itu? Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat
dari pohon kurma itu sendiri. Pohonnya terbuat dari batu zamrud berwarna biru.
Disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia
bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada."
kata Rasulullah menawarkan.
Laki-laki munafik ini lantas menjawab dengan tegas,
"Saya tak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak
mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji
kapan-kapan."
Tiba-tiba sahabat setia Abu Bakar as-Shiddiq RA datang.
Lantas berkata, "Ya sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari
tumbuhan kurma milik Pak Fulan yang varietasnya tidak ada di kota ini (lebih
bagus jenisnya)."
Si munafik pun kegirangan sembari berujar: "Ya
sudah, aku jual."
Abu Bakar menyahut, "Bagus, aku beli." Setelah
sepakat, Abu Bakar langsung menyerahkan pohon kurma itu kepada Abu Dujanah Radhiallahu
'anhu.
Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Hai Abu Bakar,
aku yang menanggung gantinya untukmu."
Mendengar sabda Nabi itu, Abu Bakar bergembira bukan
main. Begitu pula Abu Dujanah Radhiallahu 'anhu. Sedangkan si munafik
berjalan mendatangi istrinya. Lalu mengisahkan kisah yang baru saja ia alami.
"Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku
dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu
masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih
dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita
itu sedikit pun."
Malamnya, saat si munafik tidur, dan bangun di pagi
harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri
di atas tanah milik Abu Dujanah Radhiallahu 'anhu. Dan seolah-olah tak
pernah sekalipun tampak pohon itu tumbuh di atas tanah si munafik. Tempat asal
pohon itu tumbuh, rata dengan tanah. Ia keheranan tiada tara.
Demikian kisah sahabat dan pohon kurma yang membuat
Rasulullah SAW menangis. Hikmah yang kita petik dari kisah ini adalah
kehati-hatian para sahabat menjaga diri dan keluarganya dari makanan yang
haram. Kemudian pohon kurma yang berpindah posisi itu adalah salah satu
mukjizat Nabi SAW yang langsung dirasakan oleh sahabat Abu Dujanah Radhiallahu
'anhu.
Wallahu A'lam bish
Shawab.
Nah itulah sedikit kisah dari Salah Satu Sahabat yang Membuat Rasulullah Berderai
Air Mata.
Sekian dari Coretan Kisah Sahabat Nabi / Kuas Hidayah, Semoga bisa
membawa manfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dikutip dari Sumber : https://kalam.sindonews.com/
(rhs)