Kisah Sahabat yang Bertransaksi dengan Dua Malaikat, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam
sejahtera kepada para pembaca yang di RAHMATI dan di RIDHOI ALLAH SWT.
Pada kesempatan kali ini Coretan Kisah Sahabat Nabi
/ Kuas Hidayah akan membagikan sebuah Kisah Sahabat yang
Bertransaksi dengan Dua Malaikat Sayyidina Ali Bin Abi Thalib.
Mari simak Pembahasan Berikut ini.
Kisah
menganggumkan antara Sayyidina Ali Bin Abi Thalib, Sayyidatina Fatimah,
dan dua malaikat ini ditulis dalam dua kitab, yaitu an
Nawadir dan al Aqthaf ad Daniyyah fi Îdhahi Mawâ’idhi al ‘Ushfûriyyah.
Kedua pengarang kitab itu menceritakan dalam versi cerita yang sedikit berbeda,
tetapi pesan yang disampaikan sama.
Dalam
kitab al Aqthaf ad Diniyah diriwayatkan
Ja’far bin Muhammad, yang memiliki sanad dari ayahnya, lalu dari kakeknya.
Suatu ketika, cerita kakek Ja’far, Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah mengunjungi
rumahnya selepas silaturahim kepada Rasulullah. Di rumah itu Ali menjumpai
istrinya, Sayyidah Fatimah, sedang duduk memintal, sementara Salman al Farisi
berada di hadapannya tengah menggelar wol.
“Wahai
perempuan mulia, adakah makanan yang bisa kau berikan kepada suamimu ini?”
tanya Ali kepada istrinya.
“Demi
Allah, aku tidak mempunyai apapun. Hanya enam dirham ini, ongkos dari Salman
karena aku telah memintal wol,” jawabnya. “Uang ini ingin aku belikan makanan
untuk (anak kita) Hasan dan Husain.”
“Bawa
kemari uang itu,” kata Ali. Fatimah segera memberikannya dan Ali pun keluar
membeli makanan.
Dalam
versi kitab an Nawadir disebutkan
bahwa hari itu, sudah tiga hari, Hasan, Husain, Harits, Ali dan Fatimah belum
makan. Fatimah mempunyai kain jarik dan meminta Ali untuk menjualkannya. Lalu,
ada yang membeli kain itu dengan enam dirham. Bukannya dibawa pulang ke rumah,
uang itu malah disedekahkan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib kepada
orang-orang fakir.
Ia
bertemu seorang laki-laki yang berdiri sambil berujar, “Siapa yang ingin memberikan
hutang (karena) Allah yang maha menguasai dan mencukupi Sayyidina Ali Bin
Abi Thalib mendekat dan langsung memberikan enam dirham di tangannya kepada
lelaki tersebut. Fatimah menangis saat mengetahui suaminya pulang dengan tangan
kosong. Sayyidina Ali Bin Abi Thalib hanya bisa menjelaskan peristiwa
secara apa adanya.
“Baiklah,”
kata Fatimah, tanda bahwa ia menerima keputusan dan tindakan suaminya.
Sekali lagi, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib bergegas keluar. Kali ini
bukan untuk mencari makanan melainkan mengunjungi Rasulullah. Di tengah jalan
seorang Badui yang sedang menuntun unta menyapanya, “Hai Ali, belilah unta ini
dariku.”
”Aku
sudah tak punya uang sepeser pun,” kata Ali.
“Ah,
kau bisa bayar nanti.”
“Harganya
berapa?”
“Seratus
dirham.”
Sayyidina
Ali Bin Abi Thalib sepakat membeli unta
itu meskipun dengan cara hutang. Lalu Sayyidina Ali Bin Abi Thalib
menggeret unta itu untuk menjualnya lagi. Sesaat kemudian, tanpa disangka,
sepupu Nabi itu berjumpa dengan orang Badui lainnya.
“Apakah
unta ini kau jual?”
“Benar,”
jawab Ali.
“Dengan
harga berapa kau membelinya?,”
“Seratus
dirham?”
“Saya
belinya dengan keuntungan 60 dirham,” kata Badui itu. Ada versi lain Badui itu
membelinya dengan harga 300 dirham.
Ali
menyetujui harga itu. Akhirnya, si Badui membayarnya kontan, dan unta pun sah
menjadi tunggangan barunya. Kemudian Ali menemui seorang badui yang pertama
yang memberinya hutang seekor unta. Ali hendak membayarkan utangnya. Badui itu
bertanya, “Apakah kau sudah menjual unta itu, wahai Ayah Hasan?,”
“Ya,”
jawab Ali.
“Kalau
begitu berikan hakku!,” ungkap badui itu.
Setelah
ali menyerahkan seratus dirham dari hasil penjulan unta tadi kepaa badui itu,
Ali segara pulang kepada istrinya. Wajah Fatimah kali ini tampak berseri
menunggu penjelasan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib atas kejadian yang baru
saja dialami, di mana sang suami mendapatkan uang 60 dirham.
Fathimah
bertanya, “Dari mana kau dapatkan (uang) ini”.
Ali
menjawab, “Saya bersedekah karena Allah dengan enam dirham. Lalu Allah SWT
memberiku enam puluh dirham. Setiap satu dirham dibalas dengan sepuluh dirham”.
Ali
bertekad menghadap Rasulullah SAW. Saat kaki memasuki pintu masjid, sambutan
hangat langsung datang dari Rasulullah. Nabi melempar senyum dan salam, lalu
bertanya, “Hai Ali, kau yang akan memberiku kabar, atau aku yang akan memberimu
kabar?
“Sebaiknya
Engkau, ya Rasulullah, yang memberi kabar kepadaku
“Tahukah
kamu, siapa orang badui yang menjual unta kepadamu dan orang badui yang membeli
unta darimu?”
“Allah
dan Rasul-Nya tentu lebih tahu,” sahut Ali memasrahkan jawaban.
“Hai,
Ali! Orang yang menjual (unta) itu adalah Jibril as, dan orang yang membeli itu
adalah Mikail, sedangkan unta itu adalah kendaraan Fatimah nanti pada hari
kiamat,” Kata Rasulullah.
Kemudian
Rasulullah lanjut bersabda, “Hai Ali! Engkau diberikan tiga hal yang tida
diberikan kepada selain engkau, yaitu istri yang nantinya yang menjadi ratu
wanita surga, dua putra yang nantinya menjadi kepala pemuda surga, dan mertua
yang menjadi tuan para utusan Allah. Oleh karena itu, bersyukurlah kepada Allah
SWT atas segala yang diberikan kepadamu dan memujilah kepada-Nya atas segala
kebaikan yang Allah berikan kepadamu.
Dalam
versi kitab al-Aqthaf ad-Daniyah disebutkan
bahwa Rasulullah bersabda, “Sangat beruntung kau, wahai Ali. Kau telah memberi
pinjaman karena Allah sebesar enam dirham, dan Allah pun telah memberimu tiga
ratus dirham, 50 kali lipat dari tiap dirham. Badui yang pertama adalah
malaikat Jibril, sedangkan Badui yang kedua adalah malaikat Israfil (dalam
riwayat dalam kitab an Nawadir, malaikat Mikail).”
Kisah
yang bisa kami sajikan di atas, menggambarkan betapa ketulusan Ali dalam
menolong sesama telah membuahkan balasan berlipat. Manampik bahwa sedekah bisa
memiskian seseorang, justru malah membukakan riski dari Allah. Bahkan dengan
cara dan hasil di luar dugaan.
Selai
itu, keluasan hati istrinya, Fatimah, juga patut kita teladni. Fatimah menerima
keterbatasan juga melengkapi kisah kebersahajaan hidup keluarga ini, bahkan
dalam kacamata manusia biasa, bisa disebut serba kekurangan. Fatimah mendukung
penuh sang suami dan menguatkannya untuk tetap bermanfaat bagi orang lain.
Meski keluarganya, kedua suami istri ini tidak lupa bersedekah, Ali bersedekah
dan Fatimah mendukung.
Wallahu A'lam bish Shawab.
Nah itulah sedikit kisah dari Sahabat yang Bertransaksi dengan
Dua Malaikat Sayyidina Ali Bin Abi Thalib.
Sekian dari Coretan Kisah Sahabat
Nabi / Kuas Hidayah, Semoga bisa membawa manfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dikutip dari Sumber :
Kitab al Aqthaf ad Daniyyah fi Îdhahi Mawâ’idhi al ‘Ushfûriyyah
Kitab an Nawadir