Kisah Sahabat Nabi yang Paling Tampan Dihyah Al-Kalbi, Hingga Diserupai Malaikat Jibril
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam
sejahtera kepada para pembaca yang di RAHMATI dan di RIDHOI ALLAH SWT.
Pada kesempatan kali ini Coretan Kisah Sahabat Nabi
/ Kuas Hidayah akan membagikan sebuah Kisah Sahabat Nabi yang
Paling Tampan Dihyah Al-Kalbi, Hingga Diserupai Malaikat Jibril.
Mari simak Pembahasan Berikut ini.
Ada salah satu sahabat Nabi paling
tampan pada zamannya. Pria tampan nan rupawan itu berasal dari Madinah. Nama
lengkapnya Dihyah Bin Khalifah bin Farwah Al-Kalbi al-Qaddhai. Namun
penduduk Madinah lebih mengenalnya dengan nama Dihyah Al-Kalbi.
Dihyah
Al-Kalbi memiliki
fisik sempurna dan penampilan menawan yang membuatnya populer dan terkenal.
Kala ia muncul di keramaian, selalu mencuri perhatian. Konon, tiap melewati
jalanan Madinah, para gadis tiba-tiba keluar rumah sambil mencuri-curi pandang.
Menurut penuturan ahli sirah, Nabi
Muhammad SAW adalah pria paling tampan dari Makkah. Sedangkan Dihyah
Al-Kalbi merupakan penduduk Madinah dan sahabat nabi paling tampan. Saat
kedua insan itu sedang bersama-sama, para sahabat seakan melihat dua simbol
keindahan dari golongan muhajirin dan anshar menyatu. Siapa yang mengira di
pelosok gurun pasir yang panas, terdapat unsur-unsur keindahan yang patut
dikagumi.
Kendati
demikian, Dihyah Al-Kalbi sadar bahwa nilai seorang muslim bukan pada
penampilannya fisiknya, melainkan hati dan takwa. Tanpa hal itu,manusia tidak
bernilai di hadapan Rabbnya. Inilah standar kualitas muslim yang sebenarnya.
Mengukur seseorang bukan dari apa yang ia lakukan. Oleh karenanya, Dihyah
Al-Kalbi berusaha meraih kesempurnaan amal setelah memiliki kesempurnaan
fisik.
Dihyah Al-Kalbi masuk Islam pada tahun pertama
Rasulullah hijrah ke Madinah. Ahli sejarah menulis bahwa ia telah bersyahadat
sebelum peristiwa Perang Badar tahun 2 H. Hanya saja ia tidak ikut dalam perang
tersebut dan baru terjun pada Perang Uhud. Dalam peristiwa itu, Dihyah
Al-Kalbi ikut memanggul beratnya perjuangan mempertahankan kota Madinah
dari serangan kafir Quraisy.
Setelah itu,
ia tidak mau absen dalam kancah jihad, bahkan setelah Rasulullah tiada.
Buktinya, ia ikut serta dalam Perang Yarmuk yang terjadi pada era pemerintahan
Khalifah Umar bin Khattab. Setelah itu Dihyah Al-Kalbi memutuskan untuk
menetap di bumi Syam hingga wafat.
Ada cerita lain di balik ketampanan Dihyah Al-Kalbi. Menurut riwayat yang sahih, malaikat Jibril kerap turun ke
bumi dengan menyaru rupanya. Alkisah, dalam perang ahzab, setelah Rasulullah
memastikan kaum musyrikin benar-benar meninggalkan Madinah, beliau pulang ke
rumahnya dengan tenang. Tiba-tiba, malaikat Jibril turun membawa perintah dari
langit untuk menghukum kaum Yahudi Bani Quraidzah.
Aisyah bertanya, “Rasulullah, siapa
yang berbicara dengan anda tadi?” “Kamu bisa melihatnya?” Nabi balik bertanya.
“Ya.” “Mirip siapakah orang yang kamu lihat tadi?” tanya Rasulullah kembali.
Aisyah menjawab, “Ia mirip Dihyah.” Rasulullah lalu menjelaskan
siapa sebenarnya sang tamu. “Ia adalah jibril yang turun membawa perintah agar
aku segera berangkat ke perkampungan Bani Quraidzah.”
Salah satu
misi penting yang pernah diemban Dihyah Al-Kalbi ialah menyampaikan
surat nabi kepada Heraclius, kaisar Byzantium. DIipenghujung tahun 6 H,
Rasulullah mengirim surat kepada para raja di Jazirah Arab dan sekitarnya guna
mengajak mereka masuk Islam. Nabi memilih sahabat tertentu sebagai duta yang
akan menyampaikan pesan-pesan tersebut.
Misalnya, Adi
bin Hatim ditugaskan membawa surat ke Muqauqis, Raja Mesir karena ia
pernahmemeluk agama nasrani. Muqaiqis tak hanya raja bagi bangsa Koptik, ia
turut menjadi pemuka agama kristen bagi mereka. Pengalaman Adi bin Hatim
sebagai penganut nasrani akan bermanfaat saat berdiplomasi dengan Muqauqis.
Untuk menyampaikan surat kepada Kisra,
Rasulullah memilih Abdullah bin Khudzafah As-Sahmi. Sahabat yang satu ini
pintar bernegosiasi dan bermental baja. Nabi memilihnya untuk meredam
kesombongan Imperium Persia yang berumur ribuan tahun. Sedangkan Dihyah
Al-Kalbi mendapat mandat menemui Heraclius karena ia cerdas dan tampan.
Bangsa Romawi
terkenal sebagai bangsa pemuja keindahan. Hal itu bisa dilihat dari karya seni
dan arsitektur bangunan romawi yang artistik. Secara tersirat, Rasulullah ingin
menunjukkan bahwa orang Islam juga indah, tidak brutal dan mengesankan.
Wallahu A'lam bish
Shawab.
Nah itulah sedikit kisah dari Sahabat
Nabi yang Paling Tampan Dihyah Al-Kalbi, Hingga Diserupai Malaikat Jibril.
Sekian dari Coretan Kisah Sahabat
Nabi / Kuas Hidayah, Semoga bisa membawa manfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dikutip
dari Sumber : https://pecihitam.org/