Kisah Abu Hurairah, Sahabat Nabi SAW yang Diajari Ayat Kursi Oleh Syetan
Rabu, 13 Januari 2021
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera kepada para pembaca yang di RAHMATI
dan di RIDHOI ALLAH SWT.
Pada kesempatan kali ini Coretan Kisah Sahabat Nabi
/ Kuas Hidayah akan membagikan sebuah Kisah Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu
Sahabat Nabi SAW yang Diajari Ayat Kursi
Oleh Syetan.
Mari simak Pembahasan Berikut ini.
Ada satu kisah menarik yang sarat hikmah dan
bisa dijadikan amalan bagi yang ingin berlindung dari godaan dan kejahatan
setan. Meski kesannya sulit dicerna logika, cerita ini merupakan kisah nyata
yang terjadi di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW).
Kisah ini diceritakan dalam Shahih Bukhari dan beberapa kitab, seperti Kitab Tanbihul Ghafilin yang disusun Abu Laits As-Samarqandi.
Dikisahkan, sahabat Nabi bernama Abu Hurairah
Radhiallahu ‘anhu ditugaskan oleh Rasulullah SAW untuk menjaga
gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncul seseorang mencuri segenggam
makanan.
Namun kepintaran Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu patut dipuji karena berhasil menangkap sosok
tersebut. "Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah," kata Abu
Hurairah Radhiallahu ‘anhu.
Mendengar ancaman Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu,
orang tersebut merengek dan berkata: "Saya ini orang miskin, keluarga
tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."
Maka pencuri itu pun dilepaskan. Meskipun zakat diperuntukkan
kepada fakir miskin, namun cara orang tersebut mencuri makanan tetap tidak
dibenarkan.
Esok harinya, Abu
Hurairah Radhiallahu ‘anhu melaporkannya kepada Rasulullah. Maka
bertanyalah beliau: "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu
Hurairah?" Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahwa ia orang miskin,
keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah.
Lalu diterangkan pula olehnya, bahawa ia kasihan
kepada pencuri itu, lalu dilepaskannya. "Bohong dia," kata Nabi
Muhammad SAW sembari memberi tahu bahwa nanti malam ia akan datang lagi.
Mendengar ucapan Nabi itu, Abu
Hurairah Radhiallahu ‘anhu pun mempeketat penjagaan dan kewaspadaan.
Benar saja, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kemarin.
Si pencuri pun tertangkap.
"Akan aku adukan kamu kepada
Rasulullah," ancam Abu Hurairah, seperti kemarin.
Pencuri itu meminta ampun sembari berkata:
"Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan
kembali lagi."
Mendengar keluhan orang itu, Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu merasa
kasihan dan ia pun melepaskannya seperti kemarin. Paginya, kejadian itu
diadukannya kepada Rasulullah.
Rasulullah kembali menegaskan: "Pencuri itu
dusta, dan nanti malam ia akan kembali lagi".
Malam itu Abu
Hurairah Radhiallahu ‘anhu berjaga-jaga dengan kewaspadaan super
ketat. Mata, telinga dan perasaannya dipasang sebaik-baiknya. Diperhatikannya
dengan teliti setiap gerak-gerik di sekelilingnya lantaran sudah dua kali ia
dibohongi oleh pencuri.
Jika pencuri itu benar-benar datang seperti
dikatakan oleh Rasulullah dan ia berhasil menangkapnya, Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bertekad
tidak akan melepaskannya sekali lagi.
Hatinya sudah tidak sabar lagi
menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal. Kenapa pencuri itu
dilepaskan begitu saja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah.
"Kali ini tidak akan kuberi ampun," kata
Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu dalam
hati.
Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, tiba-tiba
muncul sesosok bayangan yang datang menghampiri makanan yang dia jaga.
"Nah, benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati.
Tidak lama kemudian pencuri itu bertekuk lutut di
hadapan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu dengan
wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam
kepura-puraan pada gerak-gerinya.
"Kali ini kau pasti kuadukan kepada
Rasulullah. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi kemari, tapi
ternyata kau kembali juga," gertak Abu Hurairah.
Pencuri itu kembali memohon. Namun, tangan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu menggenggam
erat pencuri dan kali ini tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus
asa akhirnya si pencuri itu berkata: "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan
beberapa kalimat yang sangat berguna."
Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu spontan
penasaran. "Kalimat-kalimat apakah itu?" tanya Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu dengan
rasa ingin tahu.
"Bila tuan hendak tidur, bacalah Ayat Kursi: Allahu Laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuum… dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu
dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada setan yang berani mendekati tuan
sampai pagi."
Mendengar itu, pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu
Hurairah. Sepertinya naluri keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga
gudang.
Keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah
untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri
yang mengajarinya Ayat Kursi.
"Apa yang dilakukan oleh tawananmu
semalam?" tanya Rasulullah sebelum Abu
Hurairah Radhiallahu ‘anhu menceritakan segalanya. "Ia
mengajariku beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya
lepaskan," jawab Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu.
"Kalimat apakah itu?" tanya Nabi Muhammad SAW.
Katanya: "“Kalau kamu tidur, bacalah Ayat
Kursi: Allahu laa Ilaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuum….. dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia katakan pula:
"Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan
tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari."
Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata,
"Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap
pendusta." Kemudian Nabi Muhammad bertanya kepada Abu Hurairah,
"Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang bertemu denganmu tiap malam
itu?" "Tidak," jawab Abu Hurairah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Dia adalah setan."
Wallahu
A'lam bish Shawab.
Nah itulah sedikit kisah dari Kisah Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu
Sahabat Nabi SAW yang Diajari Ayat Kursi Oleh Syetan.
Sekian dari Coretan Kisah Sahabat Nabi / Kuas
Hidayah, Semoga bisa membawa manfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dikutip dari Sumber :
kalam.sindonews.com