Ketika Malaikat Jibril Ceritakan Pada Rasulullah SAW Tentang Aroma Kuburan Harum Sampai ke Langit
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam
sejahtera kepada para pembaca yang di RAHMATI dan di RIDHOI ALLAH SWT.
Pada
kesempatan kali ini Kuas Hidayah akan membagikan sebuah Kisah Ketika
Malaikat Jibril Ceritakan Pada Rasulullah SAW Tentang Aroma Kuburan Harum
Sampai ke Langit.
Mari
simak Pembahasan Berikut ini.
Ketika Rasulullah SAW berisra mi’raj tercium
aroma sangat harum. Penasaran, Nabi bertanya kepada Malaikat Jibril, “Harum
apakah itu wahai Jibril?’’ Malaikat Jibril menjawab, itu adalah wangi dari
kuburan seorang perempuan shalihah bernama Siti Masyitoh dan anak-anaknya. Kisah perempuan yang
memegang teguh kebenaran dan keimanan kepada Allah SWT ini diriwayatkan dalam
hadis Ibnu Abbas.
Siapa
Siti Masyitoh, perempuan shalehah yang dimaksud Malaikat Jibril? Ia
hidup di zaman Firaun, si raja kejam yang menganggap dirinya sebagai tuhan. Di
sekitar Firaun ternyata ada beberapa orang dekat yang diam-diam beriman kepada
Allah dan Nabi Musa AS. Mereka mengikuti tuntunan Kitab Taurat.
Orang-orang
terdekat itu adalah Siti Aisyiah, yaitu istri dari Firaun, dan Siti Masyitoh
yang mengurus anak Firaun. Seorang lagi bernama Hazaqil. Ia adalah pembuat
peti, tem pat Musa balita ditaruh utuk kemudian dihanyutkan di sungai. .
Di
istana, Hazaqil menjadi orang kepercayaan Firaun. Ia menikah dengan Siti
Masyitoh. Suatu hari terjadi perdebatan sengit antara Firaun dengan Hazaqil.
Firaun menjatuhkan hukuman mati kepada ahli sihir yang menyatakan beriman ke
pada Nabi Musa. Keputusan tersebut ditentang keras oleh Hazaqil.
Sikap
tersebut membuat Firaun curiga. Jangan-jangan Hazaqil selama ini beriman pula
kepada Nabi Musa. Atas sikap Hazaqil itu, Firaun mengganjarnya dengan hukuman
mati. Hal itu tak membuat Hazaqil takut. Ia tetap yakin Tuhan yang diimani- Nya
tidak ada yang lain, kecuali Allah.
Suami
Siti Masyitoh ini ditemukan meninggal dengan kondisi mengenaskan.
Tangannya terikat di pohon kurma, tubuhnya penuh dengan tusukan anak panah.
Masyitoh sangat sedih melihat kondisi suami nya. Namun ia bersabar dan berserah
diri kepada Allah. Ia berkeluh kesah ke istri Firaun, Siti Aisyiah.
Aisyah
pun memberikan nasihat agar Masyitoh dan anak-anaknya sabar. Namun, ia bisa
membaca isyarat dari Siti Masyitoh yang beriman kepada Allah. Di akhir
nasihatnya, Aisyiah mengatakan bahwa se lama ini dia juga beriman kepada Allah,
tapi menyembunyikan dihadapan suaminya.
Sepeninggal suaminya, seperti biasa Masyitoh
menjalankan tugasnya sebagai perias putri Firaun. Ada kisah sepele, tapi
berdampak besar. Gara-gara sisir yang terjatuh, akhir nya terungkap jati diri
Masyitoh. Saat itu Masyitoh sedang menyisir rambut anak Firaun. Tiba-tiba sisir
dalam genggamannya terjatuh. Ketika mengambil lagi sisir tersebut, bibirnya
reflek mengucap, ‘’Bismillah.’’
Ucapan
itu membuat anak Fir aun terkejut. “Apakah ucapan yang kamu maksud adalah
bapakku,” tanya anak Firaun. Siti Masyitoh dengan jujur mengatakan bahwa
maksud kata itu ialah Tuhan sesungguhnya, bukan ditujukan untuk Firaun. “Yaitu
Rabbku, juga Rabb ayahmu, yaitu Allah. Karena tiada Tuhan selain Allah,”
katanya Jawaban itu membuat anak Firaun tersinggung, berarti ada Tuhan lain
kecuali bapaknya. Anak Firaun itu mengancam melaporkan keyakinan Masyitoh
tersebut kepada bapaknya. Masyitoh tidak gentar, ka re na ia yakin Allah adalah
Tuhan yang sebenarnya, bukan Firaun.
Laporan
anaknya membuat Firaun murka. Ia tidak menyangka, pengasuh anaknya adalah
pengikut Nabi Musa. Masyitoh dipanggil lalu ditanya oleh Firuan, “Apakah benar
apa yang disampaikan anakku? Siapakah Tuhan yang engkau sembah selama ini?’
Masyitoh tidak mengelak tuduhan itu. Dengan tegas dia mengatakan, ‘’Betul, Raja
yang la lim. Bahwa tiada tuhan selain Allah yang sesungguhnya menguasai alam
dan isinya.’’
Jawaban
itu membuat Firaun semakin marah. Dia memerintahkan para pengawal menyiapkan
minyak mendidih di dalam tembaga besar. Wadah panas itu untuk menggodok
Masyitoh beserta anak-anaknya. Pemandangan itu disaksikan masyarakat luas.
Sebelum dimasukkan ke minyak panas, Masyitoh diberi kesempatan sekali lagi
untuk memilih; dia dan dua anaknya selamat jika mengakui Firaun sebagai tuhan.
Sebaliknya, nyawanya terancam jika tidak mau mengakui ketuhanan Firaun.
Siti Masyitoh
tidak gentar terhadap ancaman Firaun. Ia tetap ya kin Tuhan yang sesungguhnya
hanya lah Allah, bukan Firaun, raja yang zalim. Pendirian Masyitoh semakin
mempermalukan Firaun. Ra ja kejam itu memerintahkan peng awal segera
melemparkan Ma syitoh bersama anak-anaknya ke dalam minyak mendidih.
Kisah
ini disampaikan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, bahwa, “Firaun
memerintahkan melemparkan anak Masyitoh satu persatu di hadapan ibunya hingga
yang terakhir bayi yang sedang menyusu dalam pelukan Ma syitoh.’’
Ibu
mana yang tega menyaksikan satu persatu anaknya tergerus minyak panas. Ketika
giliran bayi terakhir akan dimasukkan tembaga panas, Masyitoh sempat ragu. Ke
kuasaan Allah menciptakan bayi itu tiba-tiba bisa bicara, “Jangan takut dan sangsi,
wahai ibuku. Karena kematian kita akan mendapat ganjaran dari Allah SWT, dan
pintu sur ga akan terbuka menanti kedatangan kita.” Riwayat lain, bayi Masyitoh
meyakinkan ibunya, “Sabarlah wahai ibuku, sesungguhnya kita dalam pihak yang
benar. Wahai ibu masukanlah, karena sesungguhnya siksa dunia lebih ringan
daripada siksa akhirat.’’ (HR Ahmad).
Kekuatan
anaknya membuat keraguan Masyitoh hilang. Dengan yakin dan iklas kepada Allah,
Ma syitoh membaca, “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah wallahu akbar.’’ Siti
Masyitoh dan bayinya terjun ke minyak mendidih. Ajaib, begitu mi nyak panas
menggerus raga orang-orang istiqamah itu tercium wangi yang sangat harum dari
dalam kuali.
Allah
telah membuktikan kepa da hamba-hamba-Nya yang istiqa mah. Ketika Masyitoh dan
anak- anak nya dilemparkan satu persatu ke periuk, Allah terlebih dahulu
mencabut nyawa mereka sehingga mereka tidak merasakan panasnya minyak mendidih.
Tulang
belulang Masyitoh bersama anak-anaknya dikubur di suatu tempat hingga
mengeluarkan wangi yang sangat harum. Aroma itu tercium oleh Rasulullah SAW
ketika perjalanan Isra Mi’raj. “Itulah kuburan Masyitoh bersama anak-anaknya,’’
kata Malaikat Jibril.
Wallahu A'lam bish
Shawab.
Nah itulah sedikit kisah dari Ketika Malaikat Jibril Ceritakan Pada Rasulullah
SAW Tentang Aroma Kuburan Harum Sampai ke Langit.
Sekian dari Coretan Kisah Sahabat Nabi / Kuas Hidayah, Semoga bisa
membawa manfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dikutip
dari Sumber :